Kelas Mahir Leksikografi Menjelang Kongres Bahasa Indonesia ke-12 Dimulai

 Kembali

Ada yang agak berbeda dari kegiatan Badan Bahasa kali ini, yaitu salutasinya. Kalau biasanya salutasi disampaikan dalam bahasa Indonesia penuh, kali ini tidak. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra mewakili Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyampaikan salutasi atas kedatangan narasumber didahului kata “distinguished”. Buka bergaya, tetapi memang begitu selayaknya karena narasumber berasal dari Eropa: Inggris dan Czech.

Para narasumber tersebut diundang untuk mengajar pada Kelas Mahir Leksikografi yang diadakan oleh Badan Bahasa. Mereka berasal dari Lexicom Ltd., perusahaan yang berbasis di kota Brno, Republik Czech yang berada di balik aplikasi korpus terkenal Sketch Engine. Ketiga orang itu adalah Dr. Michael Rundel, Dr. Miloš Jacobíček, dan Vojtěch Kovář. Mereka hadir untuk memberi materi pada Kelas Mahir.

Kelas Mahir adalah kegiatan peningkatan kompetensi sekaligus untuk diseminasi kepakaran berkaitan dengan Leksikografi Korpus. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut Kongres Bahasa Indonesia (KBI) ke-12 yang akan dirayakan 28 Oktober nanti. Ada dua kelas, satu lagi Linguistik Forensik yang akan diampu oleh narasumber dari Aston University dan Prof. E. Aminudin Azis, Ph.D., yang juga kepala Badan Bahasa.

Acara peningkatan kompetensi dan wawasan itu diikuti oleh 14 orang peserta terpilih dari 29 pendaftar yang berasal dari berbagai kampus dan organisasi profesi dari seluruh Indonesia. Sebanyak 6 orang staf Badan Bahasa juga terlibat, mereka berasal dari Balai dan Kantor Bahasa, Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, dan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra.

Nama Kelas Mahir itu diberikan untuk kegiatan itu karena para peserta yang terlibat adalah peserta terpilih, tingkat lanjut, dan terbatas. Mereka harus menyertakan beberapa dokumen dan artikel untuk diseleksi. Para peserta merupakan orang-orang yang sudah menguasai leksikografi atau korpus linguistik. Kemampuan bahasa Inggris juga dipersyaratkan karena panitia tidak menyediakan juru bahasa.

Pada acara yang dilaksanakan di Hotel Sultan, Jakarta dari 1—7 Oktober itu para peserta akan belajar tentang seputar pengumpulan data kamus menggunakan aplikasi korpus, pengolahannya, sampai penyuntingan data tersebut. Peserta juga akan dikenalkan dengan aplikasi NLP dan kecerdasan buatan (IA) berikut pemanfatannya dalam penyusunan kamus. Terdapat 25 materi dan beberapa materi praktik yang akan diterima oleh para peserta.

Seluruh rangkaian pemberian materi dan praktik direkam untuk disusun menjadi video pembelajaran. Perekaman dilakukan sesuai dengan standar persyaratan teknologi pembelajaran. Untuk keperluan tersebut panitia melibatkan para tenaga fungsional pengembang teknologi pembelajaran (PTP) yang ada di Badan Bahasa.

Kegiatan itu diharapkan akan memberi manfaat maksimal untuk para peserta dalam rangka penyusunan dan pengembangan kamus bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan sekaligus memperluas jaringan perkamusan ke seluruh Indonesia dan dunia. (AD)